Rabu, 25 Februari 2009

terlalu cepat....

mungkin itu hanya sebaris kata yang dapat mewakili apa yang kurasakan saat ini, entah karena setelah sekian lama tak menjalin sebuah hubungan aku menjadi terkesan terburu-buru karena dibutakan oleh perasaan yang kurasakan. senang...sangat senang..perasaan itu begitu meluap-luap hingga aku lupa daratan, hingga aku lupa bahwa selama ini tak pernah ada yang mau menerima diriku apa adanya. dia datang dengan senyum terindahnya memberikan sebuah harapan baru akan hidupku yang telah lama sendiri, sebuah harapan bahwa akhirnya ada yang mau menerima diriku apa adanya, sebuah harapan bahwa kebahagiaan yang telah lama kunanti akhirnya akan tiba.

18 februari 2009 +/- pukul 19:00 wib
aku bertemu dengannya
dia memperkenalkan dirinya "adji"
dengan senyumannya aku sudah dibuat mati gaya. dengan semua kata-kata yang meyakinkan dia berbicara, entahlah dengan begitu cepat kurasakan hal yang begitu indah yang kuharapkan akan berkembang dengan indah.
dia bicara tentang mimpi-mimpinya yang dia harapkan akan dapat mewujudkannya denganku, berjuta-juta mimpi indah di utarakan dengan sangat menggebu-gebu sehingga membuat aku menjadi yakin akan semua yang dia ucapkan padaku.
begitu banyak mimpi yang dia ucapkan padaku, mimpi yang sangat,sangat,sangat indah....
namun dalam hitungan jam dia selalu berubah pikiran seakan-akan ragu akan apa yang telah di ucapkan padaku, seakan-akan dia lupa akan mimpi-mimpinya yang dia utarakan dengan menggebu-gebu...

dan pada hari ini 25 februari 2009 +/- pkl 23:00
dia mengatakan kembali kata-kata yang sering dia ucapkan selama 3 hari ini.
kata-kata yang sangat menyakitkan....
kata-kata yang menghancurkan semuanya..semua mimpi-mimpi yang dia ucapkan...
semuanya......

semuanya telah berakhir malam ini....

Sabtu, 14 Februari 2009

kesalahan....

sepi...

seperti itulah hari-hari yang kulalui. semua berawal dari kesalahanku sendiri yang dengan begitu ceroboh kulakukan sesuatu yang bisa membuat kecewa yang sangat bila keluargaku tahu khususnya papa,karena baliaulah yang selama ini sudah sangat mempercayaiku. akhir-akhir ini yang bisa kulakukan adalah berusaha menebusnya dengan menetapkan tekadku untuk tak melakukan lagi kesalahan yang sama. tapi aku belum mendapat tanda-tanda aku akan mendapatkan apa yang bisa membantuku dalam mencapai tujuanku agar keluargaku tidak tahu apa yang telah terjadi dan tetap melihatku dengan hasil yang akan kucapai nanti.